Sabtu, 08 Desember 2012

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN SIBERNETIK TEORI BELAJAR

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN SIBERNETIK
TEORI BELAJAR
HUMANISTIK DAN SIBERNETIK
A. TEORI BELAJAR HUMANISTIK   
a. Ciri Khas dalam Psikologi Humanistik   
1. Mereka menekankan bahwa psikologi seharusnya memperlakukan “keseluruhan pribadi manusia” meliputi seluruh aspek-aspeknya.   
2. Mereka menekankan kepada aktivitas dari sudut pandangan orangnya daripada pandangan “peninjau” (observer). Pengikut psikologi humanistik menyatakan bahwa dalam melihat manusia sebagian besar ahli-ahli psikologi mengambil sudut pandangan orang ketiga, sedangkan cara yang paling nyata untuk mempelajari psikologi adalah melalui “mata person” yaitu dirinya sendiri.   
3. Mereka juga menekankan kepada “self-actualization”, “self-fulfillment” atau “self-realization”.
4. Mengenai perkembangan pribadi seseorang dalam arah apapun, orang tersebut selalu memilih atau menilai.
b. Aplikasi Teori Humanistik Carl Roger Dalam Pendidikan   
Teori Roger dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator belajar yaitu:   
1. Realitas di dalam fasilitator belajar   
2. Penghargaan, penerimaan, dan kepercayaan   
3. Pengertian yang empati
c. Prinsip Pendidikan dan Pembelajaran   
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.   
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
d. Implikasi Teori Belajar Humanistik   
a) Guru sebagai fasilitator   
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas   
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum   
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi   
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok   
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar   
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif   
1. Merespon perasaan siswa   
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa   
4. Menghargai siswa   
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan   
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)   
7. Tersenyum pada siswa
b) Guru yang baik dan kurang baik   
1. Guru yang baik menurut teori ini adalah :   
guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan.
2. Guru yang tidak efektif adalah :   
guru yang memiliki rasa humor yang rendah, mudah menjadi tidak sabar, suka melukai perasaan siswa dengan komentar ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

    HUMANISME
    Salah satu tokoh pendekatan humanistik adalah Calr Roger yang terkenal dengan metode terapi bernama client centered/person centered psycotherapy. Teori ini juga dinamakan teori fenomenologis atau teori Self. Pendekatan humanistik menentang teori psikoanalisis Freud, karena dianggap terlalu merendahkan harkat menusia. Freud juga beranggapan manusia dikuasai oleh insting seks. Alasan lain, Freud menegakkan teori ini, atas dasar analisis dari kasus klien abnormal.
    Pendekatan humanistik ini juga tidak setuju dengan pendekatan belajar, karena menusia di sini seolah-olah di samakan dengan hewan, tidak memiliki kebebasan, dan tidak mempunyai kehendak sendiri. Tokoh humanistik beraggapan bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai tingkatannya tinggi, memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang diinginkan, mempunyai bakat yang baik yang seringkali di tekan pemunculannya oleh lingkungan. Keyakinan-keyakinan tentang hakekat manusia tersebut merupakan hasil penelitian dari riwayat orang-orang terkenal seperti Abraham Lincoln. Mereka menemukan bahwa orang-orang tersebut memiliki ciri-ciri: bebas, spontan, tidak mudah terpengaruh lingkungan, mempunyai tujuan yang jelas, tidak terganggu oleh konflik dan tekanan terus menerus, dapat menikmati hidup dan dapat menyenangkan orang lain, dan dapat membedakan antara baik, buruk, benar, dan salah. Manusia seperti Lincoln telah mengaktualisasi dirinya, yaitu telah mewujudkan bakat, cita-cita diri yang berguna di lingkungan masyarakat.
    Moslow menbedakan orang-orang yang dinamakan “rata-rata” dan orang-orang yang “sehat”. Orang “rata-rata” adalah manusia yang pada umumnya masih didominasi oleh kebutuhan dasar/ kebutuhan faali (makan, minum, dan seks), rasa aman, nyaman, dan dihargai. Sedangkan mausia “sehat” adalah mereka yang kebutuhan dasar dan sosialnya tidak lagi menjadi prioritas utama karena relativ sudah terpenuhi. Yang menjadi pendorong perilaku manusia “sehat” yaitu mencari keadilan, keindahan, kesederhanaan, dan lain-lain. Hal inilah yang termasuk dalam kebutuhan aktualisasi diri.
    Konsep lain yang dikemukakan dalam aliran Moslow  adalah kemampuan untuk mengalami pengalaman puncak atau peak experience, yakni seperti pengalaman magis atau transendetal yang berkaitandengan peristiwa tertentu.
   
   

   


Beberapa metode praktis yang dapat mengembangkan pengalaman belajar (Rogers) :
1. Kebebasan memilih pengalaman belajar   
2. Kontrak belajar   
3. Latihan inquiri   
4. Simulasi   
5. Latihan sensitivitas   
6. Fasilitas belajar kelompok   
7. Pembelajaran berprogram
B. TEORI SIBERNETIK   
a. Pengertian   
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi, sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Dua macam proses berpikir menurut Landa   
1. Proses berpikir algoritmik   
2. Cara berpikir heoristik
Dua macam cara berpikir menurut Pask dan Scott   
1. cara berpikir serialis   
2. cara berpikir wholist.
b. Implementasi teori belajar sibernetik   
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
c. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran   
1. Menarik perhatian   
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa   
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar   
4. Menyajikan bahan rangsanyan   
5. Memberikan bimbingan belajar   
6. Mendorong unjuk kerja   
7. Memberikan balikan informative   
8. Menilai unjuk kerja   
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar